Ketika Bakat dan Intelegensi harus berkolaborasi


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “bakat” dan “intelegensi”. Secara sekilas, kedua kata tersebut tidak memiliki hubungan apa-apa. Namun, jika diperhatikan secara saksama, Kedua kata tersebut memiliki makna yang luar biasa dan berpengaruh dalam meraih kesuksesan.
 
1.      BAKAT
Bakat pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Ia merupakan kecakapan khusus yang sedikit sekali dipengaruhi oleh pengalaman. Bakat adalah ciri khas atau kualitas sebagai salah satu aspek dari keseluruhan kepribadian seseorang. Bakat juga dapat dianggap sebagai bentuk keunggulan-keunggulan khusus dalam bidang tertentu. Biasanya, bakat seseorang dipengaruhi oleh konstitusi karakternya, bahkan ada kalanya bakat itu dibangun oleh karakternya.  Bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus yang menonjol dan mencolok yang terdapat dalam diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu. Bakat merupakan suatu bentuk kualitas yang dimiliki oleh setiap orang. Sebab, dasarnya bakat setiap orang berbeda-beda Bila seseorang memiliki bakat dalam suatu bidang, maka ia akan terasa lebih mudah dalam mendalami bidang tersebut. Semisal: bakat seni, bakat musik, bakat olahraga, bakat matematika, bakat bahasa, dan sebagainya. Dengan bakat yang seseorang miliki, seseorang akan mempunyai peluang besar untuk meraih keberhasilan dimasa depan.

Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University dan Howard Gardner menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk sebagai berikut. Acting ability (akting/gerakan), Adventuresomeness (kepetualangan), Athletic prowess (keatletan), Common sense (pengetahuan umum), Creativity (kreativitas), Excellent memory (kehebatan menyimpan data/menghafal), Leadership abilities (kepemimpinan), Literary aptitude (bakat kesastraan), Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika), Manual dexterity (ketangkasan manuall keterampilan tangan), Mathematical ability (kemampuan matematis), Musicality (permusikan), Sense of humor (naluri melucu), dan Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal).

Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
Pada dasarnya bakat dipengaruhi oleh dua factor yakni, internal factor (factor dalam) dan external factor (factor luar). Internal factor (factor dalam) yakni dari individu sendiri, misalnya seorang anak yang kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki didalam dirinya sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri dan berprestasi sesuai bakatnya. Sementara external factor (factor luar) yaitu lingkungan anak. Misalnya, seorang anak yang memiliki keterbatasan ekonomi. Orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan. Atau kebalikannya orang tuanya mampu dari segi ekonomi namun mereka kurang peka terhadap bakat anak, maka bakat yang dimiliki oleh anak tersebut tidak akan berkembang.

2.      INTELEGENSI
Secara umum inteligensi biasa disebut kecerdasan. Intelegensi pada hakikatnya berawal dari faktor hereditas yang diturunkan oleh kedua orang tua dan berkembang saat anak masih dalam kandungan. Intelegensi adalah kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis,cermat dan teliti serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif dan efisien. Inteligensi berasal dari bahasa Latin yaitu intelligentia yang berarti kekuatan akal manusia. Inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligentif lebih konkrit batasan dan ciri-cirinya, sehingga lebih bermanfaat untuk dipelajari. Inteligensi bisa diartikan sebagai salah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual manusia, dan bagian dari proses–proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (high cognition level).

Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain:
a.       Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes Iqnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang di adopsi. IQ mereka berkorelasi antara 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
b.      Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

3.      BAKAT DAN INTELEGENSI
Bakat dan intelegensi saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kedua hal tersebut saling melengkapi ibarat gembok dan kuncinya. Bakat dan intelegensi ini hampir sama pengertiannya. Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Intelegensi adalah kemampuan umum yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan itu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut dengan bakat.
Setiap manusia pasti mempunyai bakat yang berbeda-beda, begitu juga intelegensi. Tingkat intelegensi seseorang tidak mungkin sama, bakat yang dimiliki oleh seseorang perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan bakat yang dimiliki seseorang, diperlukan suatu kemampuan atau daya pikir yang dapat dijadikan faktor pendukung dalam pengembangan bakat.
Intelegensi sangat berperan dalam pengembangan bakat, misalnya seseorang yang mempunyai bakat menggambar, dan dia mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi, maka dia akan mempunyai banyak ide/imajinasi yang dapat dituangkan dalam lukisan/gambarnya.

Dalam pengembangan bakat diperlukan intelegensi yang bagus, agar hasil pengembangan bakat dapat membuahkan hasil yang optimal. Sehingga semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang., maka bakat yang dimilikinya pun akan berkembang baik. Bakat dan intelegensi memang sangat erat hubungannya dan perlu adanya keterampilan untuk melatih keduanya supaya menghasilkan kesuksesan di masa depan.

0 Response to "Ketika Bakat dan Intelegensi harus berkolaborasi"

Posting Komentar