Ketika Bakat dan Intelegensi harus berkolaborasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “bakat” dan “intelegensi”. Secara sekilas, kedua kata tersebut tidak memiliki hubungan apa-apa. Namun, jika diperhatikan secara saksama, Kedua kata tersebut memiliki makna yang luar biasa dan berpengaruh dalam meraih kesuksesan.
1.
BAKAT
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University
dan Howard Gardner menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk
sebagai berikut. Acting ability (akting/gerakan), Adventuresomeness
(kepetualangan), Athletic prowess (keatletan), Common sense
(pengetahuan umum), Creativity (kreativitas), Excellent memory
(kehebatan menyimpan data/menghafal), Leadership abilities
(kepemimpinan), Literary aptitude (bakat kesastraan), Logical-reasoning
ability (kemampuan berlogika), Manual dexterity (ketangkasan manuall
keterampilan tangan), Mathematical ability (kemampuan matematis), Musicality
(permusikan), Sense of humor (naluri melucu), dan Verbal ability
(kemampuan mengungkapkan secara verbal).
Factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat
Pada dasarnya bakat dipengaruhi oleh dua factor
yakni, internal factor (factor dalam) dan external factor (factor
luar). Internal factor (factor dalam) yakni dari individu sendiri, misalnya
seorang anak yang kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia
miliki didalam dirinya sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri
dan berprestasi sesuai bakatnya. Sementara external factor (factor luar) yaitu lingkungan anak. Misalnya,
seorang anak yang memiliki keterbatasan ekonomi. Orang tuanya kurang mampu
untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan. Atau
kebalikannya orang tuanya mampu dari segi ekonomi namun mereka kurang peka
terhadap bakat anak, maka bakat yang dimiliki oleh anak tersebut tidak akan
berkembang.
2.
INTELEGENSI
Secara umum
inteligensi biasa disebut kecerdasan. Intelegensi pada hakikatnya berawal dari
faktor hereditas yang diturunkan oleh kedua orang tua dan berkembang saat anak
masih dalam kandungan. Intelegensi adalah kesanggupan mental
untuk memahami, menganalisis secara kritis,cermat dan teliti serta menghasilkan
ide-ide baru secara efektif dan efisien. Inteligensi berasal dari bahasa Latin
yaitu intelligentia yang berarti kekuatan akal manusia. Inteligensi merupakan status
mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligentif lebih
konkrit batasan dan ciri-cirinya, sehingga lebih bermanfaat untuk dipelajari.
Inteligensi bisa diartikan sebagai salah satu kemampuan mental, pikiran, atau
intelektual manusia, dan bagian dari proses–proses kognitif pada urutan yang
lebih tinggi (high cognition level).
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi antara
lain:
a.
Faktor bawaan atau
keturunan
Penelitian
membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50.
sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes Iqnya sangat tinggi,
sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang di adopsi. IQ mereka
berkorelasi antara 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya
0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar
yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi,
walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
b.
Faktor Lingkungan
Walaupun
ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan
sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya
tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi
yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif
emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
3.
BAKAT
DAN INTELEGENSI
Bakat
dan intelegensi saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kedua hal
tersebut saling melengkapi ibarat gembok dan kuncinya. Bakat dan intelegensi
ini hampir sama pengertiannya. Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki
seseorang dalam bidang tertentu. Intelegensi adalah kemampuan umum yang
dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang spesifik memberikan pada individu
suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
keterampilan itu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut dengan
bakat.
Setiap
manusia pasti mempunyai bakat yang berbeda-beda, begitu juga intelegensi.
Tingkat intelegensi seseorang tidak mungkin sama, bakat yang dimiliki oleh
seseorang perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan bakat yang dimiliki
seseorang, diperlukan suatu kemampuan atau daya pikir yang dapat dijadikan
faktor pendukung dalam pengembangan bakat.
Intelegensi sangat berperan dalam pengembangan bakat, misalnya seseorang yang mempunyai bakat menggambar, dan dia mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi, maka dia akan mempunyai banyak ide/imajinasi yang dapat dituangkan dalam lukisan/gambarnya.
Dalam pengembangan bakat diperlukan intelegensi yang bagus, agar hasil pengembangan bakat dapat membuahkan hasil yang optimal. Sehingga semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang., maka bakat yang dimilikinya pun akan berkembang baik. Bakat dan intelegensi memang sangat erat hubungannya dan perlu adanya keterampilan untuk melatih keduanya supaya menghasilkan kesuksesan di masa depan.
Intelegensi sangat berperan dalam pengembangan bakat, misalnya seseorang yang mempunyai bakat menggambar, dan dia mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi, maka dia akan mempunyai banyak ide/imajinasi yang dapat dituangkan dalam lukisan/gambarnya.
Dalam pengembangan bakat diperlukan intelegensi yang bagus, agar hasil pengembangan bakat dapat membuahkan hasil yang optimal. Sehingga semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang., maka bakat yang dimilikinya pun akan berkembang baik. Bakat dan intelegensi memang sangat erat hubungannya dan perlu adanya keterampilan untuk melatih keduanya supaya menghasilkan kesuksesan di masa depan.
0 Response to "Ketika Bakat dan Intelegensi harus berkolaborasi"
Posting Komentar