Multiple Inteligence

Menurut Howard Gardner, Multiple intellegence adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi (Sam, 2010). Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dalam teorinya, empat diantaranya adalah:

 1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misal matematika jelas ada lambang, musik ada lambang (not,dll), kinestetik ada lambang atau irama gerak dst, lambaian tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dll.

2. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran atau tidak berubah, multiple intelligence percaya bahwa kecerdasan itu muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanan, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup, dan berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan menuanya seseorang. Kecerdasan paling awal muncul adalah musik lalu Logis-Matematis.

3. Setiap kecerdasaan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu, Misalnyaorang dengan kerusakan pada lobus frontal pada belahan otak kiri, tidak mampu berbicara atau penulis dengan mudah, namun tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang lobus temporalnya kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan di bidang musik tetapi dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan kerusakan pada lobus oksipital belahan otak kanan mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual. (Thomas Amstrong, 1999:8). Kecerdasan linguistik ada pada belahan otak kiri, sementara musik, spasial dan antarpribadi cenderung di belahan otak kanan. Kinestetik-jasmani menyangkut kortek motor, ganglia basal, dan serebelum (otak kecil). Lobus frontal mengambil peran penting pada kecerdasan intrapribadi (intrapersonal).

4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai Artinya tidak harus matematis-logis yang penting atau spasial atau musik atau tergantung budaya masing-masing misal ada kemampun naik kuda, melacak jejak dll dalam budaya tertentu itu sangat-sangat penting, dst (Susanto, 2005).

Adapun teori Multiple Intelligence ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan tujuh kecerdasan manusia dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence antara lain:

1)Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistik) yakni kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. 2)Logical-Mathematical Intelligence (kecerdasan logika-matematika)merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.
3)Spatial Intelligence (kecerdasan spasial) yakni Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.
4)Bodily-Kinesthetic Intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh)memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik.
5)Musical Intelligence (kecerdasan musik)Misalnya pada seorang komposer, konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar yang sensitif.
6)Interpersonal Intelligence (kecerdasan interpersonal)Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, atau politisi yang sukses.
7)Intrapersonal Intelligence (kecerdasan intrapersonal)yakni kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat pada ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan ahli filsafat (Hadiwa, 2008).

Sampai saat ini, teori MI masih berfokus pada upaya mengenali dan menguraikan bakat bukannya pada membuat struktur halus dan berfungsinya kecerdasan .Teori multiple intelligence Howard Gardner memiliki beberapa ciri penting yang membedakannya dengan teori kecerdasan lain.Menurut teori MI, setiap orang memiliki semua kecerdasan yang dicetuskan Gardner. Teori MI adalah teori fungsi kognitif. Teori ini menandaskan bahwa setiap orang memiliki semua kapasitas kecerdasan. Hanya saja, semua kecerdasan tersebut bekerja dengan cara yang berbeda-beda, tetapi berfungsi bersama-sama secara khas dalam diri seseorang. Seseorang mungkin memiliki semua kecerdasan pada tingkat yang relatif tinggi,sementara orang lain mungkin hanya memiliki kecerdasan-kecerdasan itu dalam kondisi paling dasar (relatif rendah) (Armstrong, 1994:11).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Multiple Intelligence (Musfiroh, 2004):
1) Kecerdasan yang dimiliki seseorang dapat berkembang sampai tingkat kemampuan yang disebut mumpuni. Pada tingkat ini, kemampuan seseorang di bidang tertentu, yang berkaitan dengan kecerdasan itu, akan terlihat sangat menonjol. Menurut Armstrong (1993:21-22) berkembang tidaknya suatu kecerdasan bergantung pada tiga faktor penting berikut:
a. faktor biologis (biological endowment), termasuk di dalamnya faktor keturunan atau genetis dan luka atau cedera otak sebelum, selama, dan setelah kelahiran.
b. Sejarah hidup pribadi, termasuk di dalamnya adalah pengalaman-pengalaman (bersosialisasi dan hidup) dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat perkembangan kecerdasan.
c. Latar belakang kultural dan historis, termasuk waktu dan tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di tempat yang berbeda.

Menurut Musfiroh (2004) manfaat penerapan Multiple Intelligence antara lain:
1. Kita dapat menggunakan kerangka multiple intelligence dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.

2. Dengan menggunakan multiple intelligence. Anda menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.

3. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.

4. Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.

5. Pada saat Anda ‘mengajar untuk memahami’ , siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

KESIMPULAN
Setiap siswa memiliki keunikannya masing-masing. Mereka memiliki kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.Pandangan yang menyatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat dilihat berdasarkan hasil tes IQ sudah tidak relevan lagi karenates IQ hanya membatasi pada kecerdasan logika (matematika) dan bahasa.Saat ini masih banyak sekolah yang terjebak dengan pandangan tradisional tersebut.Masih banyak guru yang hanya menekankan pada kemampuan logika dan bahasa.Teori multiple intelegence mencoba untuk mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang terdiri dari kemampuan logika

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwa, A. 2008. Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran, (online), (diakses pada 16 Februari 2012), (http://atepjs.wordpress.com)
Milan. 2010. Perbedaan pada sekolah Multiple Intelligence dan yang bukan, (online), (diakses pada 16 Februari 2012), (http://sumberforum.com).
Musfiroh, T. 2004. Multiple Intelligences, (online), (diakses pada 16 Februari 2012), (http://staff.uny.ac.id)
Sam. 2010. Mengenali Potensi Kecerdasan Diri, (online), (diakses pada 16 Februari 2012), (http://www.cybertokoh.com)
Susanto, Hady. 2005. Penerapan Multiple Intelligences dalam Sistem Pembelajaran, (online), (diakses pada 16 Februari 2012), (http://www.bpkpenabur.or.id)

0 Response to "Multiple Inteligence"

Posting Komentar